MGC Daily Market Overview 4 April 2025

Bagikan artikel ini

Tarif Baru Trump Mengancam Resesi Global, JPMorgan Meningkatkan Risiko Resesi Menjadi 60%

Dunia menghadapi ancaman resesi akibat tarif impor baru Presiden AS, Donald Trump, menurut laporan terbaru JPMorgan. Jika tarif ini diterapkan, risiko resesi global naik dari 40% menjadi 60%, dengan dampak ekonomi yang luas. Pembatasan perdagangan dan pengurangan imigrasi dapat melemahkan pertumbuhan AS serta mengganggu rantai pasokan global. JPMorgan menilai ekonomi AS dan global masih kuat, namun bisa terkena guncangan akibat kebijakan ini. Kenaikan tarif diperkirakan berdampak 2,2% terhadap PDB dan menambah hampir 2% pada inflasi AS.

Ekonom JPMorgan, Nora Szentivanyi, menegaskan kebijakan ini bisa memicu resesi global jika terus berlanjut. Dampak tarif bisa diperburuk oleh pembalasan dari negara-negara yang terkena tarif lebih tinggi. Investor global panik, menyebabkan Dow Jones berjangka anjlok lebih dari 1.200 poin pada Kamis pagi. JPMorgan masih menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum melakukan revisi terhadap proyeksi ekonominya.

 

Harga Emas Melonjak Akibat Tarif Impor Trump, Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga emas naik drastis setelah Presiden AS, Donald Trump, menerapkan tarif impor tinggi pada beberapa negara mitra dagang. Pengamat keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan kebijakan ini memicu lonjakan harga emas yang berpotensi mencapai rekor tertinggi. Setelah kebijakan tarif diterapkan pada 2 April, harga emas dunia melonjak hingga menyentuh US$3.180 per ons.

Ibrahim memprediksi harga emas bisa mencapai US$3.200 per ons dalam minggu depan jika situasi terus memburuk. Kenaikan harga emas juga dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik global, terutama di Timur Tengah. Ultimatum AS terhadap Iran terkait reaktor nuklir meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan konflik militer.

Di Eropa, Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan damai, namun ketegangan militer masih berlanjut. Dua negara Eropa dikabarkan sedang mempersiapkan pasukan untuk bergabung dengan Ukraina dalam konflik ini.

Harga emas spot naik 0,6% menjadi US$3.129,46 per ons, sedangkan emas berjangka ditutup di US$3.166,20 per ons. Trump menaikkan tarif impor untuk Indonesia sebesar 32%, China 34%, dan Uni Eropa 20%. Gedung Putih menegaskan tarif ini tidak berlaku untuk emas, tembaga, farmasi, semikonduktor, dan energi tertentu. Para analis memperingatkan kebijakan ini dapat memperburuk ekonomi global dan memicu ketegangan dengan mitra dagang AS.

XAU/USD

BUY               3097

TP                  3169

SL                  3056

 

Harga Minyak Anjlok 6%, Terbesar Sejak 2022 Usai Kejutan OPEC+ dan Tarif Trump

Harga minyak dunia turun tajam lebih dari 6% pada Kamis, 3 April 2025. Ini menjadi penurunan harian terbesar sejak tahun 2022, memicu kekhawatiran pasar energi. Penurunan terjadi setelah OPEC+ secara tiba-tiba mengumumkan peningkatan produksi minyak mentah. Langkah OPEC+ ini terjadi sehari setelah Trump mengumumkan tarif baru untuk impor ke Amerika Serikat.

Minyak Brent turun US$4,81 atau 6,42% menjadi US$70,14 per barel saat penutupan perdagangan. Sementara itu, minyak WTI jatuh US$4,76 atau 6,64% menjadi US$66,95 per barel.

Ini adalah penurunan terbesar untuk WTI sejak 11 Juli 2022. OPEC+ sepakat menambah pasokan hingga 411 ribu barel per hari mulai Mei mendatang. Sebelumnya, mereka hanya berencana menaikkan produksi sebesar 135 ribu barel per hari. Analis KPMG Angie Gildea mengatakan harga minyak dipengaruhi prospek ekonomi dan lonjakan suplai.

Tarif baru AS juga menambah tekanan terhadap harga minyak dan sentimen global. Trump memberlakukan tarif minimum 10% untuk sebagian besar barang impor ke AS. Namun, minyak dan gas tidak termasuk dalam daftar produk yang dikenakan tarif baru.

UBS memangkas proyeksi harga minyak 2025-2026 sebesar US$3 menjadi US$72 per barel. Analis memprediksi volatilitas harga meningkat karena kemungkinan perang dagang balasan dari negara lain. Tamas Varga dari PVM mengatakan kemungkinan resesi dan stagflasi kini makin nyata. Ia menyebut tarif akan membebani konsumen dan bisnis domestik secara signifikan. Biaya produksi dan konsumsi akan naik dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia. Data terbaru EIA menunjukkan stok minyak mentah AS naik 6,2 juta barel pekan lalu. Angka itu berbanding terbalik dengan ekspektasi penurunan sebesar 2,1 juta barel. Kenaikan stok memperkuat tekanan terhadap harga dan memperburuk sentimen pasar energi.

WTI/USD

BUY                           66.26

TP                              69.32

SL                              64.92

 

EUR/USD Melejit 1,8% Akibat Tarif Trump, Pasar Tunggu Data NFP AS

Pasangan mata uang EUR/USD melonjak 1,8% pada Kamis, menembus level 1,1000 sebelum kehilangan sebagian momentumnya. Dolar AS tertekan akibat pengumuman tarif baru oleh Presiden Donald Trump, memperlemah posisi Greenback di pasar global. Investor kini menanti rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS pada Jumat, yang berpotensi mengguncang pasar. Tarif baru AS berdampak luas, memicu spekulasi bahwa ekonomi AS akan melambat dalam beberapa bulan ke depan. Indeks PMI Jasa ISM AS turun ke level 50,8, terendah sembilan bulan, menambah tekanan terhadap sentimen ekonomi.

Ketua The Fed, Philip Jefferson, menegaskan tidak ada urgensi untuk mengubah kebijakan suku bunga dalam waktu dekat. Sementara itu, Lisa Cook dari The Fed memperingatkan bahwa inflasi mungkin tertahan akibat kebijakan tarif baru ini.

Usulan tarif “Hari Pembebasan” dari Trump menuai kritik keras dari mantan Menteri Keuangan AS, Larry Summers. Menurut Fitch Ratings, pertumbuhan ekonomi AS bisa melambat di bawah perkiraan setelah tarif baru mulai berlaku. Penerapan tarif 10% akan dimulai 5 April, dengan tarif tambahan berdasarkan ekspor-impor negara lain dimulai 9 April. Pasar memperkirakan dampak tarif terhadap inflasi akan memperumit kebijakan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

Analisis Teknikal EUR/USD:

EUR/USD naik mendekati level 1,1100 setelah sesi Eropa berakhir dengan momentum bullish yang kuat. Indikator RSI naik ke 72,32, menunjukkan kondisi jenuh beli, sementara MACD mengisyaratkan potensi koreksi dalam waktu dekat. Williams Percent Range di -18,88 dan indikator Momentum di 0,022 memberikan sinyal yang masih cenderung bullish. Moving average mendukung tren naik, tetapi investor tetap waspada terhadap potensi aksi ambil untung dalam sesi mendatang.

EUR/USD

BUY            1.10615

TP               1.11962

SL               1.08552

 

GBP/USD Kembali Turun dari Tertinggi 6 Bulan, tetapi Tren Bullish Masih Bertahan

Pound Sterling mencapai level tertinggi 1,3200 pada Kamis sebelum mengalami penolakan teknis dan turun kembali ke area 1,3100. Meski terjadi koreksi, GBP/USD tetap mempertahankan momentum bullish karena pelemahan Dolar AS akibat tarif impor Trump. Tarif “timbal balik” AS dan data ekonomi yang mengecewakan memberikan tekanan besar terhadap Greenback sepanjang pekan ini. Rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS pada Jumat akan menjadi katalis utama bagi pergerakan GBP/USD selanjutnya. PMI Jasa ISM AS turun ke level 50,8, terendah dalam sembilan bulan, menambah kekhawatiran terhadap ekonomi AS. Pejabat The Fed, Jefferson, menyatakan tidak ada urgensi untuk mengubah suku bunga dalam waktu dekat. Sementara itu, Lisa Cook dari The Fed memperingatkan bahwa inflasi bisa tertahan akibat kebijakan tarif baru. Usulan tarif “Hari Pembebasan” dari Trump memicu kritik global karena dinilai dihitung tanpa mempertimbangkan data ekonomi yang akurat. Presiden AS, Donald Trump, menetapkan tarif 10% untuk semua impor mulai 5 April, dengan tarif tambahan berlaku 9 April. Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan melemah akibat kebijakan tarif dan dampaknya terhadap konsumsi domestik.

Analisis Teknikal GBP/USD:

GBP/USD tetap berada di atas Exponential Moving Average (EMA) 200-hari di 1,2735, menunjukkan prospek bullish dalam jangka menengah. Relative Strength Index (RSI) masih dalam zona positif, meski ada indikasi overbought yang bisa memicu koreksi sementara. Bulls tetap dominan, tetapi resistance di 1,3200 perlu ditembus agar tren naik dapat berlanjut lebih jauh.

GBP/USD

BUY               1.30505

TP                  1.32122

SL                  1.29762

 

Dolar AS Berpotensi Terus Melemah terhadap Yen, Target Support 146,50 – UOB Group

USD/JPY terus menunjukkan pelemahan, dengan analis UOB Group memperkirakan potensi penurunan lebih lanjut jika USD tetap di bawah 149,40. Meskipun momentum bearish meningkat, kondisi jenuh jual membuat kemungkinan USD jatuh ke 146,50 dalam satu hari menjadi kecil. Dalam jangka pendek, penurunan tajam USD pada sesi New York menunjukkan pergerakan ke arah support 147,30 sebelum mencapai 146,50.

Analis Valas UOB Group, Quek Ser Leang dan Peter Chia, menekankan bahwa USD harus tetap di bawah 150,10 agar momentum bearish berlanjut. Sebelumnya, USD berada dalam fase konsolidasi antara 148,40 hingga 151,00, tetapi kini telah turun di bawah kisaran tersebut. Jika USD gagal bertahan di atas 148,40, pelemahan lebih lanjut bisa membawa harga mendekati 146,50 dalam beberapa hari ke depan. Untuk mempertahankan tekanan jual, USD tidak boleh kembali menembus level psikologis 150,10, yang bisa membatalkan skenario bearish saat ini.

USD/JPY

BUY                   146.054

TP                      148.628

SL                      144.618

 

Wall Street Jatuh Tajam Akibat Tarif Trump, Investor Khawatir Resesi Global

Bursa saham AS merosot tajam pada Kamis (3/4), mencatat penurunan harian terbesar sejak 2020 akibat kebijakan tarif Trump. S&P 500 anjlok 4,85% ke 5.395,92, Nasdaq turun 5,99% ke 16.547,45, dan Dow Jones jatuh 3,98% ke 40.542,71. Investor panik setelah Trump memberlakukan tarif 10% untuk sebagian besar impor dan tarif lebih tinggi bagi puluhan negara lainnya.

Kekhawatiran perang dagang meningkat karena China, Uni Eropa, dan negara lain berencana membalas kebijakan perdagangan agresif AS. Saham teknologi terpukul, dengan Apple anjlok akibat tarif 54% terhadap produk China, sementara Nvidia dan Amazon juga merosot. Pasar kini memperkirakan The Fed memangkas suku bunga empat kali tahun ini, dimulai pada Juni, untuk mendukung ekonomi. Indeks Volatilitas CBOE (.VIX), yang mengukur ketakutan pasar, melonjak ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir. Para analis memperingatkan gejolak pasar bisa berlanjut, dengan investor terus mencermati dampak kebijakan ekonomi Trump terhadap global.

DOW JONES

BUY                   40544

TP                      41468

SL                      39857

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. Seluruh konten ini bersifat informatif. Max Trader Community tidak menjamin kelengkapan dan akurasinya. Max Trader Community tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian, baik langsung maupun secara tidak langsung, akibat penggunaan informasi yang tersedia di konten ini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait