MGC Daily Market Overview 21 Maret 2025

Bagikan artikel ini

Investor Antusias dengan Tren Harga Emas, Potensi Capai US$3.500 Tahun Ini

Harga logam mulia melemah setelah emas terkoreksi dalam perdagangan Kamis (20/3). Pasar melakukan aksi ambil untung pasca rekor tertinggi.

Catatan Harga Logam Mulia (21/3) Menurut Reuters:

  • Emas spot turun 0,3% menjadi US$3.038,79 per ounce.
  • Emas berjangka AS naik 0,1% ke US$3.043,80 per ounce.
  • Perak spot turun 1,2% ke US$33,41 per ounce.
  • Platinum turun 1,1% menjadi US$982,0 per ounce.
  • Palladium melemah 1,3% ke US$946,5 per ounce.

Outlook Emas Masih Bullish
Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian menyebut aksi ambil untung wajar setelah rekor tertinggi. Potensi pemangkasan suku bunga dan ketidakpastian ekonomi menopang prospek bullish emas tahun ini. “Setiap rekor harga baru, pasar akan menghadapi resistensi,” kata Ebkarian. Menurutnya, emas belum sepenuhnya menjadi aset safe-haven bagi investor ritel. Perlambatan ekonomi bisa meningkatkan ketidakpastian dan mendorong permintaan emas.

Perseteruan Powell vs Trump Pengaruhi Pasar
Ketua The Fed, Jerome Powell menyebut tarif impor memperlambat pertumbuhan dan meningkatkan inflasi AS. Trump mengkritik kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga saat ini. Pemangkasan suku bunga dua kali masing-masing 25 basis poin diperkirakan terjadi tahun ini. Pemangkasan pertama diprediksi terjadi pada Juli 2025.

XAU/USD

BUY                       3035

TP                          3059

SL                          3025

 

 

Harga Minyak Naik, Investor Dukung Sanksi Baru terhadap Iran

Harga minyak mentah global naik pada Kamis (20/3). Pasar merespons positif keputusan sanksi terbaru AS terhadap Iran.

Harga Minyak Dunia (21/3) Menurut Reuters:

  • Brent Crude naik 1,72% ke US$72 per barel.
  • WTI Crude naik 1,64% menjadi US$68,26 per barel.

Sanksi AS Mendorong Kenaikan Harga Minyak
Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn menyebut sanksi AS sebagai katalis penggerak pasar. Sanksi baru menargetkan kilang independen dan kapal yang memasok minyak mentah ke Iran. “Kami mencari faktor pendorong pasar, dan ini mengangkat harga minyak ke level lebih tinggi,” kata Flynn.

Persediaan Minyak AS Melonjak, Suku Bunga Jadi Perhatian
Stok minyak mentah AS naik 1,7 juta barel, melampaui perkiraan 512.000 barel. The Fed mempertahankan suku bunga utama tetapi tetap memproyeksikan dua kali pemangkasan 25 basis poin sebelum akhir 2025. Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan energi. Namun, ketidakpastian tarif perdagangan masih membayangi pasar minyak global.

OPEC Pangkas Produksi Minyak Hingga 2026
OPEC merilis jadwal baru pemangkasan produksi untuk tujuh negara anggota, termasuk Rusia dan Irak. Pengurangan produksi berkisar 189.000 hingga 435.000 barel per hari, berlaku hingga Juni 2026.

WTI/USD

BUY                68.36

TP                   68.95

SL                   67.17

 

 

EUR/USD Tertekan Saat The Fed Tak Terburu-Buru Pangkas Suku Bunga

Dolar AS Menguat, EUR/USD Melemah
EUR/USD turun mendekati 1.0830 saat Dolar AS (USD) menguat pada Kamis. Indeks Dolar AS (DXY) melonjak mendekati 104,00. The Fed mempertahankan suku bunga di 4,25%-4,50%, sesuai ekspektasi. Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga di tengah ketidakpastian ekonomi. Meski begitu, Fed masih mempertahankan proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Powell menyoroti tarif perdagangan yang berpotensi memperlambat pertumbuhan dan meningkatkan inflasi AS.

Trump Dorong Pemangkasan Suku Bunga
Berbeda dengan Fed, Presiden AS Donald Trump mendesak pemangkasan suku bunga. Ia berpendapat bahwa tarif yang diberlakukan AS mulai berdampak pada ekonomi. “Fed harus memangkas suku bunga saat tarif AS mulai bertransisi ke dalam ekonomi. Lakukan hal yang benar,” ujar Trump di Truth Social.

Dampak Data Ekonomi & Kebijakan ECB

  • Klaim Pengangguran AS tercatat 223K, sesuai ekspektasi.
  • Proyeksi Inflasi Fed naik ke 2,8% dari 2,5%.
  • Proyeksi PDB AS diturunkan dari 2,1% menjadi 1,7%.

Sementara itu, Presiden ECB Christine Lagarde memperingatkan risiko perlambatan ekonomi Zona Euro akibat tarif AS. ECB memperkirakan tarif 25% dari AS bisa menekan pertumbuhan Eurozone sebesar 0,3% pada tahun pertama, dan hingga 0,5% jika ada pembalasan tarif dari Eropa. Lagarde juga menyebutkan bahwa pelemahan Euro dapat mendorong inflasi sekitar 0,5%, namun efeknya hanya sementara.

Kesimpulan
EUR/USD berpotensi tetap melemah karena perbedaan kebijakan antara Fed dan ECB. Ketidakpastian tarif AS serta ekspektasi inflasi yang lebih tinggi bisa memperpanjang tekanan terhadap Euro.

EUR/USD

SELL              1.08560

TP                  1.08059

SL                  1.09087

 

GBP/USD Melemah Setelah BoE Pertahankan Suku Bunga

Pound Tertekan, Dolar AS Menguat
Pound Inggris (GBP) turun terhadap Dolar AS (USD) setelah Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga dan mengisyaratkan ketidakpastian pemangkasan suku bunga ke depan. Saat ini, GBP/USD diperdagangkan di 1,2964, turun 0,29%.

Ketidakpastian Kebijakan BoE Membebani Sterling

  • Keputusan BoE tidak bulat, dengan anggota Swati Dhingra memilih pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bp).
  • BoE menegaskan pendekatan yang bertahap dan hati-hati dalam kebijakan moneternya.
  • Tekanan upah domestik masih tinggi, meskipun mulai moderat.
  • Biaya tenaga kerja mendorong kenaikan harga barang non-energi.

GBP/USD sempat naik ke 1,2979 sebelum kembali melemah hingga 1,2935, kemudian stabil di 1,2960.

Data Ekonomi AS & Dampaknya pada GBP/USD

  • Klaim pengangguran AS naik dari 221K menjadi 223K, tetapi lebih rendah dari perkiraan 224K.
  • Indeks Bisnis Fed Philadelphia turun tajam dari 44,3 ke 18,1, menandakan perlambatan aktivitas bisnis.

Prospek Teknis GBP/USD

  • Pola candlestick bearish engulfing muncul, menunjukkan tekanan jual meningkat.
  • Jika GBP/USD menutup di bawah 1,2951, harga berpotensi turun ke 1,2900, lalu ke SMA 200-hari di 1,2796.
  • Jika pembeli berhasil menembus 1,3000, GBP/USD dapat menguji level tertinggi November di 1,3047.

Kesimpulan
Pound tetap rentan terhadap ketidakpastian kebijakan BoE. Jika suku bunga AS tetap tinggi dan BoE menunjukkan sinyal dovish, GBP/USD bisa terus melemah.

GBP/USD

BUY                            1.29595

TP                               1.30081

SL                               1.29292

 

USD/JPY Menguat Dekati 149,00 Setelah Dolar AS Melesat

Dolar AS Menguat, Yen Melemah
USD/JPY naik mendekati 149,00 dalam sesi perdagangan Amerika Utara, didorong oleh lonjakan Indeks Dolar AS (DXY) ke 104,00 setelah menyentuh level terendah lima bulan di 103,20.

Faktor Pendorong Kenaikan USD/JPY

  • The Fed Pertahankan Suku Bunga di 4,25%-4,50% dan tetap berencana dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.
  • Jerome Powell menegaskan bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga karena ketidakpastian ekonomi.
  • Kebijakan tarif Presiden Trump diperkirakan menekan pertumbuhan dan meningkatkan inflasi.
  • Klaim tunjangan pengangguran AS tetap di 223K, sesuai dengan ekspektasi.

Sentimen Pasar dan Dampaknya pada Yen Jepang

  • Investor lebih memilih Dolar AS dibanding mata uang berisiko.
  • Trump akan memperkenalkan tarif baru pada 2 April, berpotensi memperlambat pertumbuhan global.
  • Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga di 0,5%, tetapi masih menghadapi ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang tinggi.

Prospek USD/JPY

  • Jika USD/JPY menembus 149,00, target berikutnya berada di 149,50-150,00.
  • Jika terjadi koreksi, support kuat berada di 148,50, lalu 148,00.

Kesimpulan
Dolar AS tetap dominan, sementara Yen Jepang melemah akibat kebijakan BoJ yang masih akomodatif. Jika The Fed tetap hawkish dan sentimen pasar cenderung defensif, USD/JPY bisa terus naik.

USD/JPY

BUY                  149.061

TP                     149.410

SL                     148.630

 

Wall Street Tertekan, Investor Ragu Jelang Tarif Baru Trump

Indeks Saham AS Melemah
Pasar saham Amerika Serikat terkoreksi tipis pada Kamis (20/3) seiring investor mempertimbangkan kebijakan tarif Presiden Trump, arah kebijakan The Fed, dan data ekonomi terbaru.

Ringkasan Pergerakan Indeks:

  • Dow Jones (DJIA): Turun 0,03% ke 41.953,32
  • S&P 500 (SPX): Melemah 0,22% ke 5.662,89
  • Nasdaq (IXIC): Turun 0,33% ke 17.691,63

Faktor Penyebab Pelemahan Pasar

  • Volatilitas tinggi akibat ketidakpastian menjelang penerapan tarif baru oleh Trump.
  • Data ekonomi melemah, termasuk klaim pengangguran yang meningkat dan indikator prospek ekonomi turun 0,3% pada Februari.
  • The Fed sinyalkan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin, tetapi tetap khawatir soal inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
  • Investor skeptis apakah pasar bisa bangkit dalam waktu dekat, mengingat tantangan dari suku bunga tinggi dan pemotongan belanja pemerintah.

Pandangan Analis
Stephen Massocca, Wedbush Securities: “Pasar sangat fokus pada berita, dan banyak yang bergantung pada perkembangan isu utama dalam beberapa minggu mendatang.”

Kesimpulan & Prospek

Investor akan terus memantau perkembangan tarif perdagangan serta kebijakan moneter The Fed untuk menentukan arah Wall Street ke depan. Ketidakpastian yang tinggi bisa menjaga volatilitas pasar tetap tinggi dalam waktu dekat.

DOW JONES

BUY                         42292

TP                            42538

SL                            41974

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. Seluruh konten ini bersifat informatif. Max Trader Community tidak menjamin kelengkapan dan akurasinya. Max Trader Community tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian, baik langsung maupun secara tidak langsung, akibat penggunaan informasi yang tersedia di konten ini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait