Harga Emas Terkoreksi, tapi Masih di Jalur Kenaikan Mingguan
Harga emas turun 1 persen akibat aksi ambil untung. Emas masih mencatat kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut. Kebijakan tarif balasan Trump memicu kenaikan harga emas. Harga emas spot turun 1,6 persen ke USD2.882,99 per ons. Emas mencatat kenaikan mingguan 0,8 persen meskipun terkoreksi. Pada Selasa, emas sempat mencapai rekor USD2.942,70 per ons. Kontrak berjangka emas AS turun 1,5 persen ke USD2.900,70. Koreksi harga emas disebabkan oleh faktor teknikal pasar. Gagalnya rekor baru membuka potensi pola double top. Pola double top memicu aksi jual sebelum akhir pekan. Tren emas tetap bullish meski mengalami koreksi sementara. Tarif AS, inflasi tinggi, dan pelemahan dolar mendukung emas.
Masih Jadi Pelarian di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Trump memerintahkan tarif balasan terhadap pajak impor. Tarif ini berpotensi meningkatkan inflasi global lebih lanjut. Inflasi tinggi mendorong permintaan emas sebagai safe-haven asset. Penjualan ritel AS turun terbesar dalam dua tahun terakhir. Data ini mengindikasikan perlambatan ekonomi AS awal tahun. The Fed diperkirakan tidak memangkas suku bunga sebelum September. Jumlah klaim pengangguran turun, menandakan pasar tenaga kerja kuat. Logam mulia lain juga mengalami koreksi harga di pasar. Harga perak spot turun 0,3 persen menjadi USD32,27 per ons. Perak sempat mencapai level tertinggi sejak Oktober 2024. Permintaan perak meningkat sementara pasokannya terus berkurang. Investor beralih ke perak karena emas lebih mahal. Platinum turun 1 persen ke USD985,04 per ons di pasar. Palladium melemah 1,1 persen ke USD982,90 per ons. Logam mulia tetap dalam jalur kenaikan mingguan secara keseluruhan.
Menguat Usai Trump Kembali Memantik Perang Dagang
Harga emas menguat setelah Trump mengumumkan tarif balasan. Kebijakan ini memicu kekhawatiran perang dagang berkepanjangan. Harga emas spot naik Rp18,6 juta menjadi Rp46,6 juta per ons. Kontrak emas berjangka AS naik Rp9,7 juta menjadi Rp47,1 juta. Trump merilis peta jalan tarif balasan terhadap negara lain. Harga produsen AS meningkat signifikan pada Januari 2025. Inflasi tinggi memperkuat ekspektasi The Fed menahan suku bunga. Ketidakpastian politik mendorong kenaikan harga emas global. Indeks Harga Produsen (PPI) menunjukkan tekanan inflasi masih tinggi. Investor tetap khawatir dengan dampak kebijakan Trump. Jerome Powell menegaskan The Fed tidak akan terburu-buru. Investor masih membeli emas meskipun harga mengalami koreksi. Emas tetap dianggap sebagai lindung nilai inflasi global. Suku bunga tinggi dapat mengurangi daya tarik emas di pasar. Indeks dolar AS melemah, membuat emas lebih murah bagi pembeli. Pelemahan dolar memberi ruang lebih bagi emas untuk naik.
XAU/USD
SELL 2900
TP 2860
SL 2923
WTI Naik Mendekati $71,50 di Tengah Meningkatnya Permintaan Bahan Bakar
Harga WTI naik dua hari berturut-turut ke $71,50 per barel. Kenaikan harga didukung permintaan bahan bakar dan penundaan tarif. JPMorgan melaporkan permintaan minyak global mencapai 103,4 juta bph. Permintaan meningkat 1,4 juta bph dibandingkan tahun sebelumnya. Bahan bakar mobilitas dan pemanas meningkat pada minggu kedua Februari. Kesenjangan antara permintaan aktual dan proyeksi segera tertutup. Trump menginstruksikan studi tarif timbal balik terhadap negara lain. Rekomendasi tarif baru harus disampaikan sebelum 1 April. Penundaan tarif memungkinkan negosiasi untuk mengurangi ketegangan perdagangan. Kenaikan harga minyak terbatas akibat meredanya risiko pasokan global. Ada spekulasi pelonggaran pembatasan bagi produsen minyak Rusia. Trump memulai perundingan damai antara Rusia dan Ukraina. Putin dan Zelenskiy menunjukkan minat mengakhiri konflik. Perundingan damai dapat mengurangi ketidakstabilan pasokan minyak global. Minyak dalam USD menghadapi kekhawatiran permintaan dari AS. Inflasi tinggi memperkuat ekspektasi kebijakan hawkish The Fed. The Fed kemungkinan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
WTI/USD

SELL 70.54
TP 69.64
SL 71.01
Poundsterling Menguat di Tengah Melemahnya Dolar AS dan Penundaan Tarif
Dolar AS mengalami penurunan mingguan pada hari Jumat seiring meningkatnya optimisme atas penundaan tarif perdagangan yang direncanakan AS dan harapan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Indeks dolar turun ke level terendah dalam sembilan minggu, dipicu oleh penurunan penjualan ritel Januari yang lebih besar dari perkiraan, yang meningkatkan ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dua kali tahun ini. Perkembangan ini menjaga tekanan pada dolar sepanjang pekan.
GBP/USD pada timeframe H1 menunjukkan tanda-tanda kemungkinan pembalikan bearish setelah mencapai level resistance kunci di sekitar 1.2620 – 1.2630. Indikator Parabolic SAR telah berbalik di atas harga, menandakan potensi perubahan momentum. Penolakan di level resistance ini mengindikasikan kemungkinan penurunan menuju area support 1.2500, sejalan dengan proyeksi penurunan yang ditunjukkan oleh panah merah. Namun, jika harga menembus dan menutup di atas 1.2630, tren naik mungkin akan berlanjut menuju 1.2700. Trader sebaiknya menunggu konfirmasi sebelum membuka posisi, dengan setup jual yang menargetkan 1.2500 sambil menjaga stop loss di atas 1.2630.
GBPUSD

SELL 1.25929
TP 1.25460
SL 1.26280
Euro Menguat Terhadap Dolar AS Dipicu Optimisme Penundaan Tarif Perdagangan
Dolar AS mengalami penurunan mingguan terhadap euro pada hari Jumat, seiring meningkatnya optimisme atas penundaan tarif perdagangan yang direncanakan AS. Berdasarkan chart EUR/USD pada time frame H1, harga menunjukkan tren naik yang jelas, dengan pola higher highs dan higher lows yang konsisten. Indikator Parabolic SAR juga mendukung tren bullish, dengan titik SAR berada di bawah candlestick. Level support utama terlihat di sekitar 1.0480 – 1.0495, yang berfungsi sebagai zona perlindungan jika harga mengalami penurunan. Sementara itu, resistance kunci berada di 1.0560 – 1.0570. Jika harga berhasil menembus resistance ini dengan volume yang kuat, ada potensi kelanjutan tren bullish menuju 1.0650. Dalam hal ini, posisi buy bisa dipertimbangkan dengan stop loss ditempatkan sedikit di bawah level support 1.0480 untuk manajemen risiko yang lebih aman.
Namun, penting untuk memantau volume yang meningkat saat harga naik, karena hal ini memberikan konfirmasi bahwa tren bullish memiliki validitas yang lebih tinggi. Jika harga turun dan menembus level support 1.0495, ada kemungkinan terjadinya pullback atau koreksi lebih dalam. Untuk strategi entry, posisi buy sebaiknya dipertimbangkan jika harga stabil di atas level 1.0560, dengan konfirmasi lebih lanjut sebelum membuka posisi.
EURUSD

BUY 1.04991
TP 1.05520
SL 1.04550
Yen Menguat Dipicu Pelemahan Dollar AS Pasca Pernyataan Trump
Kondisi mata uang Yen kembali menguat, didorong oleh pelemahan tajam Dollar AS yang terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menahan diri untuk tidak segera menerapkan tarif timbal balik terhadap negara-negara mitra dagangnya. Keputusan ini secara langsung mengurangi kekhawatiran pasar mengenai potensi eskalasi ketegangan perdagangan global yang dapat merugikan perekonomian dunia. Dalam konteks ini, laporan PPI (Producer Price Index) AS yang baru dirilis juga memberi indikasi bahwa inflasi inti PCE (Personal Consumption Expenditures) yang menjadi acuan bagi kebijakan Fed, mungkin akan lebih rendah dari ekspektasi pasar. Jika inflasi inti PCE benar-benar lebih rendah dari perkiraan, hal ini bisa memperlambat ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, yang turut berkontribusi pada penguatan Yen karena pelemahan Dollar AS.
Selain itu, Menteri Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, mengungkapkan bahwa Jepang akan memberikan respons yang tepat terhadap setiap kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh AS. Hal ini menunjukkan bahwa Jepang tetap siap menghadapi perubahan kebijakan perdagangan internasional dengan langkah-langkah yang terukur. Selain kebijakan perdagangan, sikap agresif Bank of Japan (BOJ) dalam mendukung perekonomian domestik dengan kebijakan moneter yang longgar terus memberikan dampak positif bagi Yen. Meskipun ada ketidakpastian terkait apakah BOJ akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan bulan Maret mendatang, banyak analis yang memprediksi bahwa bank sentral Jepang akan melanjutkan kebijakan pengetatan moneter, termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini, yang bisa lebih mendukung penguatan Yen dalam jangka panjang.
Berdasarkan chart USD/JPY H1, harga sedang berada dalam tren turun yang kuat, ditandai dengan serangkaian lower highs dan lower lows serta Parabolic SAR yang berada di atas candlestick. Level support utama terlihat di sekitar 151.500 – 151.300, sementara resistance terdekat berada di sekitar 152.250 – 152.500. Jika harga berhasil menembus support di 151.500, ada potensi penurunan lebih lanjut menuju 151.300 atau bahkan lebih rendah. Sebaliknya, jika terjadi pullback dan harga mampu menembus resistance di 152.250, ada kemungkinan koreksi naik menuju 152.990. Volume yang meningkat saat harga turun mengonfirmasi tekanan bearish yang masih dominan. Strategi entry dapat mempertimbangkan sell jika harga tetap di bawah resistance dengan target di 151.300, sementara konfirmasi breakout lebih lanjut diperlukan sebelum mengambil keputusan buy.
USDJPY

SELL 151.821
TP 151.347
SL 152.476
Pasar Saham AS Variatif, Teknologi Memimpin Keuntungan Setelah Penurunan Penjualan Ritel
Saham AS mengalami pergerakan yang bervariasi pada hari Jumat, dengan S&P 500 berakhir sebagian besar datar, sementara Nasdaq naik 0,4% dan Dow turun 165 poin. Penjualan ritel mengalami penurunan terbesar dalam setahun, turun 0,9% pada bulan Januari, yang mengurangi harapan pasar dan meningkatkan kekhawatiran mengenai pengeluaran konsumen. Meskipun demikian, pasar tetap stabil setelah minggu yang penuh gejolak, termasuk rencana tarif baru dari Presiden Trump dan pembicaraan damai mengenai Ukraina. Keterlambatan penerapan tarif timbal balik memberi sentimen positif bagi saham, dengan sektor teknologi memimpin keuntungan, sementara sektor staples konsumen dan kesehatan tertinggal. Beberapa saham individual juga menunjukkan pergerakan signifikan, seperti Airbnb yang melonjak 14,4% berkat pendapatan yang kuat, dan GameStop yang naik 2,6% seiring spekulasi tentang Bitcoin. Moderna berhasil membalikkan kerugian sebelumnya, naik 3,3% setelah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan, sementara Eli Lilly mengalami penurunan 3%. Untuk minggu ini, S&P 500 menambahkan 1%, Dow naik 0,3%, dan Nasdaq melesat 1,7%.
Berdasarkan chart Dow Jones (DOW) H1, harga saat ini berada dalam fase konsolidasi setelah mengalami pergerakan volatil sebelumnya. Parabolic SAR menunjukkan kecenderungan bearish dengan titik-titik berada di atas candlestick, yang mengindikasikan potensi kelanjutan tren turun. Level support utama berada di sekitar 44830, sementara resistance kunci di area 44920 – 44950. Jika harga gagal menembus resistance dan tetap berada di bawahnya, ada kemungkinan penurunan lebih lanjut menuju support di 44830 atau lebih rendah. Sebaliknya, jika harga mampu menembus 44950 dengan volume yang meningkat, maka tren dapat berubah menjadi bullish dengan target ke 45000. Untuk strategi entry, posisi sell dapat dipertimbangkan jika harga menolak resistance dengan konfirmasi candlestick bearish, sementara buy baru relevan jika terjadi breakout di atas 44950.
DOW JONES

SELL 44655
TP 44517
SL 44804

 
															





 
								