Harga Emas Dekati US$3.000 di Tengah Ketidakpastian Perang Dagang dan Kebijakan The Fed
Harga emas terus menguat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Logam mulia mencatat kenaikan signifikan pada perdagangan Rabu (12/3). Ketegangan perang dagang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven. Ekspektasi pemangkasan suku bunga turut mendukung penguatan harga. Emas spot naik 0,7% menjadi US$2.935,59 per ons. Emas berjangka AS naik 0,9% menjadi US$2.946,80 per ons. Perak spot melonjak 1,1% menjadi US$33,31 per ons. Platinum naik 1,3% menjadi US$987,40 per ons. Palladium mencatat kenaikan tipis 0,2% menjadi US$947,50 per ons. Semua komoditas logam mulia bergerak positif dalam perdagangan terakhir. Ekonom Bart Melek menilai tarif perdagangan berpotensi mendorong inflasi dalam beberapa bulan ke depan.
Indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,2% pada Februari 2025, lebih rendah dibanding 0,5% pada Januari. Secara tahunan, inflasi tercatat 2,8%, sedikit di bawah proyeksi pasar sebesar 2,9%.
Inflasi inti yang tidak mencakup makanan dan energi naik 0,2% bulan lalu. Secara tahunan, data ini meningkat 3,1%. Federal Reserve diperkirakan mempertahankan suku bunga dalam kisaran 4,25%-4,50%. Pasar masih optimis pemangkasan suku bunga akan dimulai Juni 2025. Penurunan inflasi memberi peluang bagi bank sentral menurunkan suku bunga. Lingkungan suku bunga rendah mendukung kenaikan harga emas. Investor kini menunggu data indeks harga produsen (PPI) dan klaim pengangguran mingguan AS. Data ini akan memberikan petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan moneter Federal Reserve.
XAU/USD

BUY 2926
TP 2947
SL 2917
Harga Minyak Naik di Tengah Minimnya Stok AS dan Ancaman Tarif Perdagangan
Harga minyak mentah global melonjak akibat turunnya persediaan minyak Amerika Serikat. Brent Crude naik 2% ke US$70,95 per barel. West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan 2,2% menjadi US$67,68 per barel dalam perdagangan Rabu (12/3). Laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan stok minyak lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Stok minyak mentah hanya bertambah 1,4 juta barel, di bawah perkiraan 2 juta barel. Stok bensin anjlok 5,7 juta barel, jauh lebih besar dibanding ekspektasi 1,9 juta barel. Stok distilat juga menyusut lebih banyak dari proyeksi, mencerminkan permintaan energi yang kuat.
“Permintaan minyak lebih tinggi dari yang diperkirakan, sehingga harga bisa terus naik,” kata CIO Bison Interests, Josh Young. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2025. OPEC mencatat kenaikan produksi 363.000 barel per hari (bpd) pada Februari 2025, terutama dari Kazakhstan. Kebijakan tarif perdagangan AS memicu volatilitas pasar, meningkatkan risiko inflasi dan melemahkan kepercayaan konsumen. Jika ketegangan dagang meningkat, pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi dapat terdampak.
WTI/USD

SELL 67.55
TP 65.59
SL 68.31
EUR/USD Koreksi Saat Dolar AS Menguat di Tengah Inflasi yang Moderat
EUR/USD turun ke 1,0890 dalam sesi Amerika setelah data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan lebih lambat dari perkiraan. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed meningkat setelah inflasi tahunan turun ke 2,8% dari estimasi 2,9%. Inflasi inti, yang mengecualikan energi dan pangan, tumbuh 3,1% secara tahunan, lebih rendah dari proyeksi 3,2%. Indeks Dolar AS (DXY) rebound ke 103,75 dari level terendah empat bulan di 103,20 pada hari Selasa. Greenback tertekan selama beberapa minggu karena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump meningkatkan risiko inflasi. Komentar Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menambah kekhawatiran resesi, meskipun ia menyebut kebijakan ini “berharga”.
Daya Tarik Euro Menguat di Tengah Optimisme Jerman dan Gencatan Senjata Ukraina
EUR/USD tetap kokoh karena optimisme atas kesepakatan belanja pertahanan Jerman dan restrukturisasi utangnya. Negosiasi antara Partai Hijau, Friedrich Merz, dan SPD dapat mendorong stimulus moneter untuk pertumbuhan ekonomi. ECB mungkin harus menyesuaikan kebijakan moneternya jika belanja pertahanan Jerman memicu pertumbuhan ekonomi. Kesepakatan gencatan senjata 30 hari antara Ukraina dan AS meningkatkan sentimen positif terhadap Euro. Namun, kebijakan tarif Trump tetap menjadi tantangan bagi Euro, meningkatkan ketidakpastian perdagangan global.
EUR/USD

SELL 1.08895
TP 1.08651
SL 1.09195
GBP/USD Sedikit Turun Meski Inflasi AS Mereda, Fokus Beralih ke PPI
Pound Sterling (GBP) melemah tipis ke 1,2925 terhadap Dolar AS (USD) setelah data inflasi AS menunjukkan tren disinflasi berlanjut. Pasar bereaksi hati-hati terhadap data CPI AS yang tumbuh 0,2% MoM, lebih rendah dari perkiraan 0,3%. Secara tahunan, inflasi umum turun dari 3% ke 2,8%, sementara inflasi inti merosot dari 3,3% ke 3,1%. Sterling sempat naik setelah rilis data, tetapi kembali melemah karena pasar mempertimbangkan dampak kebijakan tarif AS. Tarif 25% pada aluminium dan baja tanpa pengecualian menimbulkan kekhawatiran tentang tekanan inflasi di masa depan. Pasar uang memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga 74 bps pada akhir 2025, mendukung potensi kenaikan GBP/USD. Namun, GBP/USD bisa melemah jika Bank of England (BoE) memangkas suku bunga lebih agresif dari The Fed.
Fokus Pasar: Data PPI AS dan PDB Inggris
Para pedagang kini menantikan rilis Indeks Harga Produsen (PPI) AS dan klaim pengangguran mingguan untuk indikasi lebih lanjut. Sementara itu, pasar bersiap menghadapi data Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris yang akan diumumkan pada hari Jumat.
Prospek Teknis GBP/USD
Tren naik GBP/USD masih dominan meskipun koreksi terjadi setelah data inflasi AS dirilis. Jika GBP/USD menembus 1,2950, target berikutnya adalah 1,3000 dan kemudian tertinggi 6 November di 1,3047. Namun, jika pasangan ini turun di bawah 1,2900, support kuat berada di Simple Moving Average (SMA) 200-hari di 1,2790.
GBP/USD

BUY 1.29660
TP 1.30268
SL 1.29209
BoJ Enggan Intervensi di Pasar Obligasi Meski Imbal Hasil Tertinggi Sejak 2008
Pejabat Bank of Japan (BoJ) melihat alasan kuat untuk tidak melakukan intervensi meskipun imbal hasil acuan melonjak. Mereka berkomitmen untuk tidak campur tangan kecuali terjadi pergerakan ekstrem yang dapat mengganggu stabilitas pasar. BoJ ingin menghindari penciptaan ambang batas perdagangan yang bisa menghambat mekanisme pasar obligasi. Investor diharapkan beradaptasi dengan kondisi tanpa pengendalian kurva imbal hasil setelah kebijakan tersebut dihentikan tahun lalu.
Reaksi Pasar
USD/JPY turun tipis 0,06% dan diperdagangkan di 148,15 setelah berita ini dirilis.
USD/JPY

BUY 148.148
TP 149.041
SL 147.579
Wall Street Bangkit Berkat Data Inflasi, Tapi Perang Tarif Masih Membayangi
Bursa saham AS menguat setelah rilis data inflasi terbaru, meskipun ketegangan perang dagang terus meningkat.
Pergerakan Indeks Wall Street:
- Dow Jones turun 0,20% ke 41.350,93.
- S&P 500 naik 0,49% ke 5.599,30.
- Nasdaq melonjak 1,22% ke 17.648,45.
Indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,2% pada Februari 2025, lebih rendah dari 0,5% di Januari. Inflasi tahunan tercatat di 2,8%, sedikit di bawah perkiraan 2,9%, sementara inflasi inti naik 3,1% YoY.
Ekspektasi Suku Bunga:
The Fed diprediksi tetap mempertahankan suku bunga di 4,25%-4,50%, dengan potensi pemangkasan pada Juni 2025. Investor tetap waspada karena perang dagang meningkat setelah Trump menaikkan tarif baja dan aluminium sebesar 25%. Kenaikan harga barang akibat tarif bisa menekan daya beli konsumen dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS. Selain perang dagang, pasar juga mencermati ketidakpastian politik terkait anggaran pemerintah AS yang masih diperdebatkan di Kongres.
DOW JONES

BUY 41399
TP 41897
SL 40927
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. Seluruh konten ini bersifat informatif. Max Trader Community tidak menjamin kelengkapan dan akurasinya. Max Trader Community tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian, baik langsung maupun secara tidak langsung, akibat penggunaan informasi yang tersedia di konten ini






