Harga Emas Berpotensi Menguat di Tengah Ketidakpastian Global dan Pernyataan Trump
Logam mulia tetap stabil meski mengalami sedikit pelemahan dalam perdagangan Senin (10/3), menunjukkan konsolidasi pasar.
Menurut CNBC International (11/3), harga beberapa komoditas logam mulia bergerak dengan hasil beragam.
- Emas spot turun 0,2% menjadi US$2.904,50 per ounce.
- Emas berjangka AS melemah 0,1% ke US$2.910,90 per ounce.
- Perak spot turun 0,9% ke US$32,23 per ounce.
- Platinum naik tipis 0,04% ke US$963,30 per ounce.
- Palladium melemah 0,4% ke US$945,00 per ounce.
Menurut Jim Wyckoff dari Kitco Metals, emas mengalami aksi ambil untung setelah kenaikan signifikan minggu lalu. Ketidakpastian global dapat mendorong permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas. Pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump memperburuk ketidakstabilan pasar. Trump menolak menanggapi kekhawatiran resesi akibat kebijakan tarifnya. Pernyataan tersebut menyebabkan kepanikan dan penurunan di pasar saham AS. Data ekonomi menunjukkan tanda-tanda perlambatan, memperkuat prospek kenaikan emas. Investor kini menanti data indeks harga konsumen serta produsen sebagai acuan pasar. Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga pada Juni 2025.
XAU/USD

BUY 2889
TP 2911
SL 2873

Harga Minyak Anjlok di Tengah Kekhawatiran Tarif AS dan Kebijakan OPEC+
Harga minyak turun untuk hari kedua akibat ketidakpastian ekonomi global dan peningkatan pasokan oleh OPEC+. Futures Brent melemah 29 sen atau 0,42% menjadi USD 68,99 per barel. WTI turun 36 sen atau 0,55% menjadi USD 65,67 per barel. Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump mengguncang pasar global dan menekan permintaan energi. Trump menerapkan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang memicu respons tarif balasan. Investor semakin khawatir terhadap perlambatan ekonomi akibat kebijakan proteksionis AS.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam, mencerminkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi. Indeks S&P 500 mencatat penurunan harian terbesar sejak Desember, sementara Nasdaq anjlok 4%.
Menteri Perdagangan AS menegaskan bahwa Trump tidak akan mengendurkan tekanan tarifnya. OPEC+ sepakat meningkatkan produksi minyak mulai April, meski bisa berubah jika pasar terguncang. Stok minyak mentah AS diperkirakan meningkat, sementara bensin dan distilat mengalami penurunan. Investor menunggu laporan dari American Petroleum Institute dan Energy Information Administration.
Harga minyak Brent turun 1,5%, ditutup di USD 69,28, sementara WTI di USD 66,03 per barel. WTI mencatatkan penurunan mingguan ketujuh berturut-turut, tren terpanjang sejak 2023. Iran menolak tekanan AS terkait negosiasi nuklir, meningkatkan risiko sanksi lebih lanjut. Analis memperingatkan bahwa ketidakpastian global bisa membatasi potensi reli harga minyak. Investor fokus pada laporan dari IEA dan OPEC untuk memantau perkiraan pasokan dan permintaan global.
WTI/USD

SELL 65.69
TP 64.63
SL 66.42
EUR/USD Tertahan di Bawah 1,0900, Fokus Beralih ke Data PDB Jepang dan Pidato ECB
EUR/USD gagal mempertahankan kenaikannya pada Senin, tetap di bawah 1,0900 meski menunjukkan momentum bullish. Pasangan ini diperdagangkan di 1,0830 setelah sesi Eropa, melanjutkan fase konsolidasi setelah lonjakan 4% pekan lalu. Perlambatan ini menunjukkan bahwa investor tengah menilai kembali posisi mereka di tengah kondisi pasar yang berubah.
Analisis teknikal:
- RSI masih di wilayah jenuh beli, tetapi mulai menurun, mengindikasikan tekanan beli yang melemah.
- MACD tetap positif, mencerminkan minat beli yang masih ada, meski dengan intensitas moderat.
- SMA 200-hari di 1,0780 menjadi level support utama, dengan potensi koreksi ke 1,0750 jika tembus.
- Resistance terdekat di 1,0850, dengan penghalang lebih kuat di 1,0900 jika momentum naik berlanjut.
Fokus Pasar:
- Investor menantikan data PDB Jepang dan perkembangan pasar tenaga kerja AS untuk katalis pergerakan berikutnya.
- Pidato Lagarde, Nagel, dan Lane dari ECB akan diawasi ketat untuk sinyal kebijakan moneter ke depan.
- Pertemuan ECOFIN juga dapat memengaruhi sentimen terhadap euro dalam jangka pendek.
Tanpa kejutan dari fundamental, EUR/USD kemungkinan akan tetap dalam rentang konsolidasi hingga data baru memberikan arah lebih jelas.
EUR/USD

BUY 1.08504
TP 1.08696
SL 1.08000
Pound Sterling Kuat terhadap Dolar AS di Tengah Ketidakpastian Ekonomi AS
GBP/USD bertahan di atas 1,2900 pada sesi perdagangan Amerika Utara, didukung pelemahan Dolar AS akibat prospek ekonomi yang meragukan.
Indeks Dolar AS (DXY) tetap dekat level terendah empat bulan di 103,50, mencerminkan sentimen hati-hati pasar terhadap Greenback.
Faktor Penggerak Pasar:
- Pernyataan Donald Trump yang mengisyaratkan ketidakstabilan ekonomi akibat kebijakan “America First”.
- Tarif impor baru terhadap Kanada, Meksiko, dan China meningkatkan kekhawatiran inflasi dan perlambatan ekonomi.
- Goldman Sachs menurunkan proyeksi PDB AS Q4 2025 dari 2,2% menjadi 1,7%, dengan peluang resesi meningkat menjadi 20%.
- Ekspektasi bahwa The Fed mungkin memangkas suku bunga lebih cepat, meskipun Powell menegaskan kebijakan saat ini masih sesuai.
Pound Sterling Menghadapi Tekanan dari Sikap BoE
Pound melemah setelah anggota MPC BoE, Catherine Mann, mendukung pelonggaran kebijakan yang agresif dibandingkan pendekatan bertahap yang didukung mayoritas pejabat BoE.
Fokus Pasar Pekan Ini:
- Data Lowongan Kerja JOLTS AS dan PDB bulanan Inggris (Januari).
- IHK AS (Februari) yang dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed dan BoE.
- Spekulasi suku bunga BoE, dengan pasar memperkirakan dua pemotongan lebih lanjut pada tahun ini.
GBP/USD masih berpotensi bergerak dalam kisaran konsolidasi, dengan sentimen ditentukan oleh perkembangan data ekonomi dan kebijakan moneter.
GBP/USD

BUY 1.28831
TP 1.29264
SL 1.28414
Yen Jepang Menguat di Tengah Divergensi Kebijakan BoJ-Fed
USD/JPY terus melemah, dengan Yen Jepang (JPY) mencapai level tertinggi multi-bulan terhadap Dolar AS (USD) pada sesi Asia hari Selasa. Dukungan bagi JPY datang dari kombinasi penyempitan selisih imbal hasil, ekspektasi kenaikan suku bunga BoJ, dan sentimen risk-off di pasar global.
Faktor Penggerak Pasar
Revisi PDB Jepang Q4 Lebih Rendah
- Data terbaru menunjukkan pertumbuhan tahunan PDB Jepang direvisi turun menjadi 2,2% dari 2,8%, sementara pertumbuhan kuartal-ke-kuartal berada di 0,6% dari 0,7%.
- Meskipun lebih rendah dari estimasi awal, ini tidak mengubah spekulasi bahwa BoJ akan menaikkan suku bunga secepatnya pada Mei karena tekanan inflasi dan kenaikan upah yang berkelanjutan.
Harapan Kenaikan Suku Bunga BoJ
- Wakil Gubernur Shinichi Uchida mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga akan terjadi sejalan dengan ekspektasi pasar.
- Imbal hasil obligasi Jepang tenor 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2008, menambah daya tarik JPY.
Dolar AS Tertekan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed
- USD tetap di dekat level terendah sejak November, dengan meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga lebih cepat karena melemahnya pasar tenaga kerja.
- Faktor lain yang membebani USD adalah ketidakpastian kebijakan perdagangan Donald Trump, termasuk tarif baru pada baja dan aluminium yang mulai berlaku Rabu ini.
Fokus Pasar Pekan Ini
- Laporan Lowongan Pekerjaan JOLTS AS untuk indikasi kondisi pasar tenaga kerja.
- Data inflasi AS (CPI) Rabu ini, yang dapat menentukan arah kebijakan moneter The Fed dan pergerakan USD/JPY.
Level Teknis USD/JPY
- Support utama: 146,50 – 146,00 (zona permintaan kunci)
- Resistance terdekat: 148,30 – 148,80
- Breakout di bawah 146,00 dapat mempercepat pelemahan USD/JPY menuju 144,50.
Secara keseluruhan, Yen tetap dalam tren positif, didukung oleh ekspektasi divergensi kebijakan antara BoJ dan The Fed.
USD/JPY

SELL 146.821
TP 146.048
SL 147.822
Wall Street Anjlok Tajam di Tengah Kekhawatiran Resesi dan Tarif Perdagangan
Pasar saham AS mengalami aksi jual besar pada Senin, 10 Maret 2025, karena ketidakpastian kebijakan tarif Presiden Donald Trump, ancaman penutupan pemerintah, serta meningkatnya kekhawatiran resesi. Semua tiga indeks utama Wall Street mengalami penurunan tajam:
- Dow Jones turun 2,08% ke 41.911,71
- S&P 500 merosot 2,70% ke 5.614,56
- Nasdaq anjlok 4,00% ke 17.468,32
Faktor Penyebab Aksi Jual
Ketidakpastian Tarif Perdagangan
- Kebijakan tarif Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan China menambah tekanan pada pasar.
- China membalas dengan menerapkan tarif baru pada beberapa impor AS.
- Investor takut perang dagang berkepanjangan dapat memperburuk ekonomi AS.
Ancaman Penutupan Pemerintah
- Legislator di Capitol Hill berlomba meloloskan RUU anggaran untuk menghindari shutdown.
- Jika pemerintah tutup, belanja federal akan terhenti, menghambat pertumbuhan ekonomi.
Koreksi Saham Teknologi & Carry Trade Yen
- Saham teknologi jatuh 4,4%, penurunan terbesar di S&P 500.
- Carry trade yen dibongkar, menyebabkan aliran dana keluar dari saham-saham berbasis pertumbuhan tinggi, seperti “Magnificent 7”.
- Tesla (TSLA) anjlok 15,4%, kerugian harian terbesar sejak 2020.
- Coinbase (COIN) dan MicroStrategy (MSTR) turun lebih dari 16% akibat koreksi Bitcoin.
Sinyal Resesi Meningkat
- S&P 500 turun 8,6% dari rekor tertingginya, menghapus $4 triliun nilai pasar dalam satu bulan.
- Nasdaq turun lebih dari 10%, memasuki fase koreksi.
- Indeks volatilitas CBOE (VIX) melonjak ke level tertinggi sejak Agustus 2024, menunjukkan ketakutan pasar meningkat.
Fokus Pasar Minggu Ini
Data Inflasi AS (CPI) Rabu ini → Akan memengaruhi kebijakan The Fed.
Rata-rata Pergerakan 200 Hari S&P 500 → Ditutup di bawah level ini untuk pertama kali sejak November 2023, menandakan tekanan bearish yang kuat.
Kebijakan Tarif Trump → Bisa memperburuk sentimen pasar jika ketidakpastian terus berlanjut.
Kesimpulan
Pasar saham AS menghadapi tekanan kuat dari ketidakpastian kebijakan tarif, risiko resesi, dan ancaman penutupan pemerintah. Saham teknologi dan aset berisiko lainnya mengalami aksi jual besar, sementara investor mulai beralih ke aset safe-haven seperti yen Jepang dan obligasi pemerintah.
DOW JONES

SELL 41833
TP 41070
SL 42492
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. Seluruh konten ini bersifat informatif. Max Trader Community tidak menjamin kelengkapan dan akurasinya. Max Trader Community tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian, baik langsung maupun secara tidak langsung, akibat penggunaan informasi yang tersedia di konten ini






