Daily Market Overview 07 Jan 2025

Bagikan artikel ini

Harga Emas Stabil di Tengah Pelemahan Dolar AS

Chicago: Harga Emas dunia tetap stabil meskipun dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan dan imbal hasil Treasury AS meningkat. Di awal pekan ini, XAU/USD diperdagangkan di sekitar USD2.630-an, relatif stabil meskipun penurunan yang dialami Greenback. Ketidakpastian terkait rencana tarif Presiden AS terpilih Donald Trump, menarik perhatian pasar.

Mengutip Investing.com, Selasa, 7 Januari 2025, indeks dolar AS (DXY), yang mencerminkan kinerja dolar terhadap enam mata uang lainnya, sempat turun ke level terendah lima hari di 107,75 dan merosot 0,60 persen sebelum akhirnya menuju 108,3 pagi ini.

Penurunan ini terjadi di tengah spekulasi kebijakan fiskal Trump yang akan datang bisa memicu lonjakan inflasi, meningkatkan imbal hasil Treasury AS. Meskipun demikian, emas yang biasanya diuntungkan dari pelemahan dolar tidak mampu memanfaatkannya sepenuhnya karena kekhawatiran di sekitar potensi inflasi mengangkat imbal hasil Treasury.

Kebijakan moneter Fed

Dalam ruang kebijakan moneter, Gubernur Fed Lisa Cook menyatakan bank sentral dapat mengambil pendekatan bertahap dalam menurunkan suku bunga di tengah ketahanan pasar tenaga kerja dan inflasi yang berkelanjutan. Pengumuman ini mendorong prospek kehati-hatian Fed dalam memutuskan pemangkasan suku bunga.

Minggu ini, fokus ekonomi AS adalah pada ISM Services PMI, notulen rapat FOMC, klaim pengangguran awal, dan laporan Nonfarm Payrolls AS untuk Desember. Spekulasi pasar saat ini menunjukkan pemotongan suku bunga pertama oleh Fed kemungkinan tidak akan terjadi hingga rapat pada 7 Mei, berdasarkan alat pengamatan CME Fed Watch Tool.

Laporan dari The Washington Post menyebutkan penasihat Trump sedang mengeksplorasi rencana tarif yang akan diterapkan ke setiap negara, tetapi hanya mencakup barang impor kritis, berbeda dari rencana tarif universal selama kampanye presiden.

Meskipun berita tersebut awalnya membuat dolar turun lebih dari satu persen, Trump kemudian membantahnya dan menegaskan bahwa kebijakan tarifnya tidak akan dikurangi.

BUY   2635

TP   2652

SL 2618

 

Harga Minyak Dunia Turun Dipicu Data Ekonomi AS

Harga minyak dunia turun pada Senin (6/1/2025) dipicu data ekonomi Amerika Serikat.

Seperti dilansir Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2025 turun 40 sen, atau sekitar 0,5 persen, menjadi US$73,56 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari 2025 merosot 21 sen, atau sekitar 0,5 persen, menjadi US$73,56 per barel di London ICE Futures Exchange.

Laporan yang dirilis Departemen Perdagangan AS menunjukkan pesanan baru untuk barang produksi pabrik turun pada November dipicu pelemahan permintaan pesawat terbang komersial dan merosotnya belanja peralatan sektor bisnis pada kuartal empat 2024.

Harga minyak dunia juga terpengaruh kabar yang menyebutkan bahwa inflasi tahunan Jerman meningkat melampaui perkiraan pada Desmeber akibat tingginya harga makanan.

SELL    73.44

TP   72.74

SL 74.53

 

GBP/USD Lanjutkan Kenaikan Beruntun selama Dua Hari karena Pound Pulih

GBP/USD melanjutkan kenaikan hari kedua berturut-turut, memulai minggu perdagangan baru dengan kenaikan 7,1% dan menyeret penawaran beli kembali di atas level 1,2500 setelah penurunan bearish minggu lalu di bawah 1,2400. Angka Indeks Manajer Pembelian (IMP) meleset dari target di Inggris dan AS. Namun, lingkungan umum dari meningkatnya minat risiko membuat arus safe-haven ke Greenback tetap terjaga.

Angka-angka IMP Inggris untuk bulan Desember seluruhnya meleset dari prakiraan, mencetak di bawah prakiraan Wall Street dan turun kembali namun tetap di atas angka 50,0 untuk ekspektasi kontraksi. IMP Gabungan secara khusus turun ke level terendah 13 bulan, turun ke 50,4 dari ekspektasi di 50,5.

Angka-angka IMP Global S&P AS terakhir agak meleset dari target pada hari Senin, dengan IMP Gabungan dan Jasa untuk bulan Desember keduanya naik dari bulan sebelumnya, meskipun lebih rendah dari yang diprakirakan oleh para analis. Kedua indikator tersebut mengalami sedikit revisi ke bawah dari angka awal mereka, tetapi masih menguat karena ekonomi AS terus bergejolak.

Laporan utama untuk pertengahan minggu ini adalah IMP Jasa ISM AS untuk bulan Desember pada hari Selasa. prakiraan median pasar memprakirakan kenaikan ke 53,0 dari bulan sebelumnya di 52,1. Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) hari Jumat akan membayangi pasar minggu ini karena para investor mengantisipasi laporan yang akan membantu mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk melakukan lebih banyak penurunan suku bunga, namun tidak terlalu lemah atau kuat ke arah yang mana pun.

BUY  1.25169

TP 1.25760

SL 1.24370

 

EUR/USD: Prospek Bearish masih tetap terbuka

Euro menguat melewati $ 1,04, rebound dari level terendah dua tahun, karena dolar yang lebih lemah dan data inflasi Eropa yang lebih kuat mendukung mata uang. Laporan bahwa Presiden terpilih Donald Trump mungkin membatasi tarif untuk impor kritis meredakan kekhawatiran akan pembatasan perdagangan yang meluas, memberikan kelegaan bagi pasar zona euro. Namun, Trump kemudian menepis berita tersebut dan mengatakan kebijakan tarifnya tidak akan dikurangi. Selain itu, tingkat inflasi Jerman naik menjadi 2,6% pada bulan Desember, naik dari 2,2% pada November dan melebihi ekspektasi, menandai level tertinggi dalam hampir setahun. Ini adalah kenaikan inflasi Jerman bulanan ketiga berturut-turut, dengan angka serupa yang lebih tinggi dari perkiraan di Spanyol memicu spekulasi tentang tren di seluruh zona euro. Data tersebut memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa akan melanjutkan dengan hati-hati dengan penurunan suku bunga, mendorong para pedagang untuk sedikit mengurangi taruhan mereka.

BUY 1.03886

TP 1.04520

SL 1.03110

 

indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami penurunan tipis sebesar 0,06%, ditutup pada level 42.706,56 poin.

Pasar saham Amerika Serikat atau Wall Street Senin (6/1/2025) waktu setempat, mulai pulih dari kondisi pekan lalu yang lesu, ditopang oleh saham produsen chip. Indeks S&P 500 ditutup naik 0,55 persen pada level 5.975,38. Kemudian, indeks  Komposite Nasdaq menguat 1,24 persen menjadi 19.864,98. Sementara , indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi tipis 0,06 persen ke posisi 42.706,56. Padahal indeks 30 saham unggulan ini sempat melonjak 383 poin. Saham produsen chip menjadi penopang Wall Street dalam perdagangan awal pekan ini setelah Foxconn mengumumkan rekor pendapatan kuartal IV-2024.

Di samping itu, saham Nvidia juga melonjak 3,4 persen, atau ditutup pada rekor setelah saham tersebut membukukan keuntungan tiga hari berturut-turut.
Kemudian, saham Broadcom naik sekitar 1,7 persen, dan saham Micron Technology naik 10,5 persen. Lalu, saham ETF Semikonduktor VanEck (SMH) melonjak lebih dari 3 persen.
Lebih lanjut, perdagangan  juga didorong oleh laporan terkait rencana tarif Presiden terpilih Donald Trump yang akan lebih sempit dari proyeksi sebelumnya. Sentimen tersebut  mendorong saham Ford naik kurang dari 1 persen dan General Motors tumbuh hingga 3 persen karena optimisme bahwa kebijakan tarif yang terkendali dari Trump dinilai tidak akan memicu perang dagang. Adapun, investor memulai minggu perdagangan yang lebih pendek dengan kekhawatiran yang masih ada tentang proyeksi suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve. Sedikit catatan, Bursa Efek New York akan ditutup pada hari Kamis sebagai bentuk suasana berkabung atas meninggalnya mantan Presiden Jimmy Carter.

SELL 43013

TP 42796

SL 43318

 

 

 

 

 

Artikel Terkait