MGC Daily Market Overview 15 April 2025

Bagikan artikel ini

Jepang Desak AS Tinjau Tarif Trump yang Rugikan Industri Domestik

Pemerintah Jepang menyatakan tarif AS menyebabkan kerugian besar bagi bisnis Jepang. Menteri Ekonomi Ryosei Akazawa menyampaikan hal itu pada Senin, 14 April 2025. Menurutnya, laba perusahaan Jepang turun setiap hari sejak tarif diberlakukan. Ia mendesak penyelesaian cepat demi menjaga stabilitas ekonomi nasional. Tarif AS sebesar 25% pada otomotif mulai berlaku sejak awal April. Jepang hingga kini belum mendapat pengecualian dari kebijakan tersebut. Akazawa akan bertolak ke Washington untuk membahas peninjauan tarif lebih lanjut.
Ia akan bertemu Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan USTR Jamieson Greer. Dalam konferensi pers, ia menegaskan pentingnya melindungi kepentingan nasional Jepang. Akazawa juga ingin memahami apa sebenarnya yang diinginkan pemerintah AS. Ia siap membahas proyek LNG Alaska jika topik itu dibawa oleh AS. Menurutnya, tarif ini bertentangan dengan perjanjian WTO dan kesepakatan Jepang-AS. Media Jepang menyebut pembicaraan resmi dijadwalkan pada hari Rabu mendatang.
Jepang adalah investor asing terbesar di AS, khususnya di sektor otomotif. Tahun lalu, ekspor otomotif menyumbang 28% dari total ekspor Jepang ke AS.
Trump sebelumnya mengajak Jepang dan Korea Selatan terlibat proyek LNG Alaska. Proyek itu sempat tertunda akibat biaya tinggi dan hambatan logistik.


 

Harga Emas Melemah Setelah Sentuh Rekor, Risiko Pasar Membaik

Harga emas turun setelah mencapai rekor tertinggi baru di awal perdagangan Senin, 14 April 2025. Penurunan terjadi seiring Gedung Putih membebaskan smartphone dan komputer dari tarif terhadap China. Emas spot turun 0,7% menjadi USD3.213,69 per ons dari puncaknya USD3.245,42 per ons. Kontrak berjangka emas AS turun 0,6% ke level USD3.226,30 per ons. Sentimen risiko membaik karena pelonggaran kebijakan tarif elektronik oleh Washington.
“Perdagangan berisiko menekan emas, tapi prospek keseluruhan tetap positif,” kata Bart Melek dari TD Securities. Peter Grant dari Zaner Metals menyebut kebijakan tarif berdampak langsung pada permintaan emas sebagai aset aman. Meski begitu, ketidakpastian tarif dan ekonomi tetap mendukung tren emas jangka menengah. Trump berencana umumkan tarif baru untuk semikonduktor dalam waktu dekat. Hal ini menjaga ketegangan perang dagang tetap tinggi dan menahan optimisme pasar.
Konflik dagang AS-China terus dorong permintaan emas sebagai lindung nilai ketidakpastian global. Goldman Sachs menaikkan proyeksi harga emas akhir tahun menjadi USD3.700 per ons. Alasan utama: pembelian bank sentral dan risiko resesi yang makin nyata.
Data World Gold Council menunjukkan aliran dana ETF emas di China melampaui kuartal sebelumnya. Aliran dana China bahkan melebihi ETF emas berbasis AS hingga pertengahan April ini. Harga perak spot naik 0,1% ke USD32,27 per ons pada sesi yang sama. Platinum naik 1% menjadi USD952,10 dan palladium melonjak 4,6% ke USD957,27 per ons.

XAU/USD

BUY                         3222

TP                            3239

SL                            3187

 

Harga Minyak Naik Tipis, Goldman & JPMorgan Pangkas Proyeksi

Harga minyak naik sedikit pada Senin, 14 April 2025, didorong oleh lonjakan impor minyak mentah China. Impor China meningkat hampir 5% dibanding tahun lalu karena pasokan dari Iran dan pemulihan ekspor Rusia. Minyak Brent naik 12 sen ke USD64,88 per barel, WTI naik 3 sen ke USD61,53 per barel. Kabar pengecualian tarif AS untuk elektronik juga turut mendorong sentimen positif di pasar minyak. Namun, perang dagang AS-China masih menimbulkan ketidakpastian dan membatasi penguatan harga. Trump akan umumkan tarif baru semikonduktor minggu ini, meningkatkan kekhawatiran pasar. Harga minyak telah turun sekitar USD10 sejak awal bulan akibat sentimen global yang lemah. OPEC memangkas proyeksi permintaan global 2025 menjadi 1,3 juta barel per hari, turun 150 ribu barel.
Analis melihat revisi ini sebagai sinyal buruk bagi prospek harga dalam jangka pendek. Goldman Sachs memangkas proyeksi Brent 2025 jadi USD63, WTI USD59; 2026 turun ke USD58 dan USD55. Goldman perkirakan pertumbuhan permintaan kuartal IV hanya 300 ribu barel per hari. UBS juga turunkan target Brent menjadi USD68, dan WTI ke USD64 per barel. JP Morgan turunkan proyeksi Brent 2025 dari USD73 ke USD66, WTI dari USD69 ke USD62. Untuk 2026, JP Morgan prediksi Brent turun ke USD58 dan WTI ke USD53 per barel. Mereka prediksi permintaan tahunan hanya tumbuh 0,8 juta barel dan melambat di kuartal ketiga. JP Morgan khawatir surplus besar terjadi jika produksi OPEC+ tetap tinggi di tengah permintaan lemah. Pasar minyak juga dihadapkan pada risiko resesi ringan dengan probabilitas mencapai 80 persen. Harga minyak kini berada dalam pola contango, sinyal pasokan lebih tinggi dari permintaan jangka pendek. AS ancam hentikan ekspor minyak Iran sebagai tekanan atas program nuklir Teheran. Sementara itu, pembicaraan Iran-AS di Oman diklaim positif dan akan dilanjutkan minggu depan. Pipa Keystone akan kembali beroperasi setelah kebocoran yang sempat hentikan jalur ekspor utama.


WTI/USD

BUY                61.76

TP                   62.61

SL                   60.54

 

EUR/USD Stagnan, Pasar Menanti Keputusan ECB

EUR/USD bergerak datar hari Senin, berputar antara kisaran 1,1300 dan 1,1400 sepanjang sesi perdagangan. Kenaikan Euro terhadap Dolar AS dalam beberapa sesi terakhir mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Pasar menunggu keputusan penting dari ECB yang akan diumumkan minggu ini. ECB diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin dalam langkah defensif. Pemotongan ini diantisipasi sebagai respons terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tarif AS. Sentimen pasar tetap lesu meskipun Dolar AS melemah karena kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah.
Ketegangan perdagangan AS masih menjadi latar belakang yang menekan minat risiko investor. Selasa akan diramaikan data sentimen ekonomi Eropa yang bisa memengaruhi arah EUR/USD.
Hari Rabu giliran AS merilis data penjualan ritel yang juga bisa menggerakkan Dolar. Namun, fokus utama tetap pada keputusan suku bunga ECB hari Kamis mendatang. ECB diprediksi tetap pada jalur longgar untuk menghadapi tekanan ekonomi lebih lanjut.
Pergerakan EUR/USD menunjukkan tren naik sejak menembus EMA 200-hari di sekitar 1,0650 bulan Maret. Namun, saat ini momentum bullish terlihat mulai tersendat di tengah sinyal teknikal yang melemah. Beberapa indikator osilator menunjukkan kondisi jenuh beli dan risiko koreksi harga jangka pendek. Bias teknikal masih mendukung pembeli, tapi peringatan koreksi mulai terlihat. EUR/USD kemungkinan akan tetap volatile hingga hasil pertemuan ECB diumumkan. Jika ECB lebih dovish dari ekspektasi, EUR/USD bisa tertekan turun ke area support. Sebaliknya, jika tidak ada kejutan, EUR bisa bertahan di kisaran atas sementara waktu. Trader disarankan untuk waspada terhadap lonjakan volatilitas dalam beberapa sesi ke depan. Keputusan ECB dan data AS akan menjadi penentu utama arah EUR/USD pekan ini.


EUR/USD

SELL                     1.13561

TP                         1.12275

SL                         1.14165

 

GBP/USD Naik Lima Hari Berturut, Fokus Beralih ke Data Inggris

GBP/USD menguat 0,75% pada Senin, melanjutkan penguatan selama lima sesi perdagangan berturut-turut. Sterling terus pulih terhadap Dolar AS yang masih dalam tekanan akibat ketidakpastian kebijakan tarif. Rally Pound terjadi meski pasar menanti data penting ekonomi Inggris pekan ini.
Hari Selasa, data ketenagakerjaan Inggris akan menjadi perhatian pelaku pasar. Tingkat pengangguran diperkirakan tetap stabil di 4,4% untuk tiga bulan hingga Februari. Perubahan jumlah klaim pengangguran diperkirakan turun menjadi 30,3 ribu dari sebelumnya 44,2 ribu.
Hari Rabu giliran data inflasi konsumen (IHK) yang akan dirilis oleh ONS. Inflasi utama Inggris diperkirakan turun tipis menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,8%. Namun, inflasi inti diprediksi tetap tinggi di 3,5%, menandakan tekanan harga masih kuat. Kombinasi data tersebut bisa memengaruhi ekspektasi suku bunga dari Bank of England. GBP/USD kini menguji area resistance penting di dekat 1,3200, tertinggi beberapa bulan terakhir. Sejak swing low ke EMA 200-hari di 1,2700, Cable telah naik sekitar 3,88%. Momentum jangka pendek tetap positif, tapi potensi koreksi teknikal tak bisa diabaikan.
Kinerja Pound sangat bergantung pada hasil data tenaga kerja dan inflasi minggu ini. Jika data menunjukkan pelemahan, GBP/USD bisa terkoreksi ke bawah 1,3000 kembali. Namun, jika rilis data melebihi ekspektasi, penguatan bisa berlanjut ke atas 1,3250. Trader disarankan tetap waspada menjelang rilis data dan potensi lonjakan volatilitas. Sterling tetap didukung oleh pandangan hawkish BoE dibandingkan bank sentral besar lainnya. Pasar saat ini memperkirakan peluang kenaikan suku bunga tambahan dari BoE tetap terbuka. GBP/USD saat ini dalam tren naik jangka menengah, namun data minggu ini bisa jadi penentu arah selanjutnya.


GBP/USD

BUY                        1.32183

TP                           1.32870

SL                           1.30991

 

Jepang-AS Akan Gelar Dialog Perdagangan Strategis di Washington

Dunia menanti pembicaraan perdagangan Jepang-AS yang dimulai di Washington pada Kamis mendatang. Jepang menjadi negara besar pertama yang berunding dengan pemerintahan Trump usai pidato tarif 2 April. Analis Valas Rabobank, Jane Foley, mencatat pentingnya momen ini bagi arah kebijakan global. Presiden Trump menunda tarif timbal balik untuk sebagian besar negara selama 90 hari. PM Jepang, Fumio Ishiba, menyatakan Jepang tak akan menyerahkan konsesi besar demi kesepakatan cepat. Media Jepang menyebut Tokyo takkan menggunakan obligasi pemerintah AS sebagai alat negosiasi. Posisi Jepang dianggap cukup kuat dalam menghadapi tekanan dari Washington. Tokyo diperkirakan akan menegaskan bahwa penguatan Yen moderat tidak menjadi masalah besar. Rabobank memproyeksikan Yen bisa menjadi mata uang G10 berkinerja terbaik pada tahun 2025.
Saat ini Yen berada di posisi keempat, di bawah Krona Swedia, Franc Swiss, dan Euro. Namun, potensi penguatan lebih lanjut pada Yen tetap terbuka ke depan. USD/JPY kini sudah melewati target akhir tahun Rabobank di 145.
Analis mengisyaratkan kemungkinan revisi proyeksi dalam beberapa minggu mendatang. Walau ada peluang pullback jangka pendek pada USD/JPY, prospek jangka menengah tetap positif untuk Yen. Pasar menunggu arah kebijakan AS selanjutnya, terutama soal tarif baru dan perdagangan. Jepang akan fokus menjaga kepentingan ekonominya tanpa mengorbankan posisi strategis jangka panjang. Pembicaraan ini bisa jadi titik balik penting dalam dinamika perdagangan global tahun ini. Investor akan memantau hasil perundingan dengan cermat untuk menilai arah pasar selanjutnya. Yen tetap menjadi mata uang safe haven utama di tengah ketegangan geopolitik dan ekonomi. USD/JPY berpotensi mengalami tekanan teknikal jika sentimen risiko memburuk lebih lanjut.


USD/JPY

BUY                   143.381

TP                      144.955

SL                      142.141

 

Wall Street Naik Didukung Apple, Tapi Waspadai Ancaman Tarif Baru

Wall Street menguat pada Senin, 14 April 2025, didorong lonjakan saham Apple usai dikecualikan dari tarif baru AS. Kabar itu memicu optimisme bahwa tekanan rantai pasok global sektor teknologi mungkin mulai mereda. Apple naik 2,2%, Dell melonjak 4%, dan HP menguat 2,5% di tengah sentimen positif sektor teknologi.

Namun, Presiden Trump mengumumkan rencana tarif baru untuk impor semikonduktor “dalam waktu seminggu ke depan.” Pernyataan itu langsung meredam euforia, memicu kekhawatiran baru di sektor chip global. Indeks semikonduktor Philadelphia hanya naik 0,3%, sementara Nvidia justru turun 0,2%.

Ketidakpastian arah kebijakan perdagangan membuat pasar fluktuatif dan lebih sensitif terhadap berita geopolitik. Sejak awal April, volatilitas pasar meningkat tajam akibat wacana tarif baru dari Trump.

Tiga indeks utama AS naik:

  • Dow Jones: +312,08 poin (0,78%) ke 40.524,79
  • S&P 500: +42,61 poin (0,79%) ke 5.405,97
  • Nasdaq: +107,03 poin (0,64%) ke 16.831,48
  • Indeks VIX turun ke 30,89, terendah sejak 3 April

Sinyal Teknis: Death Cross Muncul

S&P 500 membentuk pola death cross, ketika rata-rata 50 hari turun di bawah rata-rata 200 hari.
50-DMA: 5.748 | 200-DMA: 5.754
Ini sinyal bearish yang bisa menandai koreksi jangka pendek atau tren turun lebih dalam.

Namun, analis mengingatkan death cross sering muncul setelah titik terendah terbentuk.
Sejarah menunjukkan 54% kasus death cross muncul setelah pasar menyentuh titik terendah.
Namun, 46% sisanya memicu penurunan rata-rata 19%.

Contoh besar:

  • 1981: turun 21%
  • 2000: turun 45%
  • 2007: turun 55%

Analis LPL Financial: potensi pemulihan berbentuk V seperti tahun 2018 atau 2020 tetap terbuka.
Sentimen teknikal membaik seiring turunnya VIX dan volume jual menurun.


Musim Laporan Keuangan Dimulai

Goldman Sachs laporkan laba di atas ekspektasi, saham naik 1,9%.
Minggu ini giliran Netflix dan UnitedHealth Group yang jadi sorotan.
Manajemen perusahaan cenderung berhati-hati dalam memberi panduan ke depan.

Pfizer naik 1% setelah hentikan riset obat penurun berat badan eksperimental.
Saham sektor kesehatan turut naik.


Data Breadth Pasar Positif

  • Nasdaq: 3.266 saham naik vs 1.200 turun (rasio 2,72:1)
  • NYSE: rasio naik-turun 4,4:1
  • Volume perdagangan: 18,2 miliar saham (sedikit di bawah rata-rata 20 hari)

DOW JONES

BUY                          40719

TP                            41088

SL                            40150

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. Seluruh konten ini bersifat informatif. Max Trader Community tidak menjamin kelengkapan dan akurasinya. Max Trader Community tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian, baik langsung maupun secara tidak langsung, akibat penggunaan informasi yang tersedia di konten ini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait