Perang Dagang Dimulai! Harga Emas Pecah Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Harga emas mencetak rekor baru, mendekati US$3.200/troy ons, akibat meningkatnya ketidakpastian global. Pada Rabu (3/4/2025), harga emas naik 0,74% menjadi US$3.133/troy ons, memecahkan rekor sebelumnya US$3.123,05. Hari ini pukul 06:44 WIB, harga emas naik 0,83% ke US$3.159/troy ons, mencetak rekor tertinggi baru.
Trump dan Tarif Baru Mendorong Lonjakan Harga Emas
Kenaikan harga emas dipicu pengumuman tarif global baru oleh Presiden AS Donald Trump. Tarif ini meningkatkan ketidakpastian ekonomi, mendorong investor beralih ke emas sebagai aset aman. “Negara kita telah dijarah dan dirampok,” ujar Trump saat mengumumkan kebijakan tarif baru.
Trump menandatangani perintah eksekutif menetapkan tarif timbal balik untuk negara-negara di seluruh dunia. Kebijakan ini bertujuan menghasilkan pendapatan besar guna mengurangi pajak dan membayar utang nasional. Trump menuduh negara lain memanipulasi mata uang, mencuri kekayaan intelektual, dan memberlakukan pajak tidak adil.
“Negara asing harus membayar untuk akses pasar kita,” tegasnya dalam pidato di Gedung Putih.
Investor Cemas, Pasar Bergejolak
Chris Zaccarelli dari Northlight Asset Management mengatakan tarif yang diumumkan lebih besar dari perkiraan. “Awalnya tampak positif, namun tarif ternyata jauh lebih tinggi dari ekspektasi,” ujar Zaccarelli. Pasar masih menunggu negosiasi lebih lanjut yang mungkin menurunkan tarif dalam jangka panjang.
Dolar AS Melemah, Emas Makin Menguat
Selain faktor geopolitik, pelemahan dolar AS turut mendukung kenaikan harga emas. Indeks dolar turun ke 103,807, terendah sejak 19 Maret lalu, meningkatkan daya tarik emas. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga melemah ke 4,094%, terendah sejak Oktober 2024. Dolar yang melemah membuat emas lebih murah bagi investor global, meningkatkan permintaan. Turunnya imbal hasil US Treasury menguntungkan emas karena emas tidak menawarkan bunga.
Harga Emas Terus Melesat, Target Baru USD3.200
Harga emas naik mendekati rekor tertinggi, didorong oleh investasi ke aset safe-haven akibat perang dagang. Menurut Reuters, harga emas spot naik 0,6% menjadi USD3.129,46 per ons pada perdagangan Rabu. Kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,6% di USD3.166,20, mendekati rekor baru. “Tarif balasan lebih agresif dari perkiraan, memicu aksi jual aset berisiko,” ujar Tai Wong.
“Target jangka pendek emas kini di USD3.200, dengan potensi naik ke USD3.300-USD3.500,” tambahnya.
Emas telah naik lebih dari USD500 sepanjang 2025, mencapai rekor tertinggi USD3.148,88 pada Selasa. Jika menembus USD3.149,84, harga emas kemungkinan besar akan melanjutkan kenaikan signifikan.
Dolar Melemah, Emas Diuntungkan
Indeks dolar turun 0,4% setelah pengumuman tarif, membuat emas lebih menarik bagi investor global. Imbal hasil US Treasury turun, semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil. Harga perak naik 0,7% menjadi USD33,99 per ons, sementara platinum naik 0,7% ke USD986,18. Sebaliknya, paladium turun 0,8% menjadi USD975,93 akibat ketidakpastian ekonomi global.
Trump Umumkan Tarif Baru, Pasar Tertekan
Trump mengumumkan tarif dasar 10% untuk semua impor dan tarif lebih tinggi untuk puluhan negara.
“Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kita,” kata Trump dalam pidato di Gedung Putih.
Tarif ini membalikkan kebijakan perdagangan bebas, memicu reaksi keras dari mitra dagang AS. Pasar global bergejolak, dengan saham AS kehilangan hampir USD5 triliun sejak Februari. Impor dari China dikenakan tarif 34%, sementara Uni Eropa menghadapi tarif 20%. Tarif tambahan mulai berlaku pada 9 April, mencakup sekitar 60 negara. Kanada dan Meksiko tetap dikenakan tarif 25%, tanpa tambahan dari kebijakan terbaru ini. Beberapa barang seperti emas, tembaga, farmasi, dan energi dikecualikan dari tarif baru. Trump juga menutup celah aturan “de minimis”, mencegah impor paket kecil tanpa bea dari China. Kebijakan ini diperkirakan memperlambat ekonomi global dan meningkatkan biaya hidup di AS.
XAU/USD

SELL 3151
TP 3127
SL 3170
Harga Minyak Jatuh, Brent Gagal Tembus USD75
Harga minyak turun tajam setelah sempat menguat pasca penutupan perdagangan pada Rabu, 2 April 2025. Penyebab utama adalah pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif timbal balik, yang memicu kekhawatiran akan melemahnya permintaan minyak global.
Harga Brent dan WTI:
- Minyak Brent: Naik 46 sen (+0,6%) ke USD74,95 per barel.
- WTI: Naik 51 sen (+0,7%) ke USD71,71 per barel.
Namun, harga minyak berbalik turun setelah Trump mengumumkan tarif impor baru untuk Uni Eropa, China, dan Korea Selatan.
Tarif Trump dan Dampak ke Minyak
Trump menyebut 2 April sebagai “Hari Pembebasan,” menandai dimulainya kebijakan tarif baru.
Kanada & Meksiko Aman dari Tarif:
- Kanada tetap bebas tarif karena memenuhi ketentuan USMCA.
- Kanada memasok 4 juta barel per hari ke AS, menjadikannya eksportir minyak utama.
Efek ke Pasar:
- Tarif Trump bisa memicu inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan menekan permintaan minyak.
- Brent kesulitan menembus USD75, dengan pasar kini lebih fokus pada dampak tarif dibandingkan isu pasokan.
“Reli harga minyak mulai melemah, dan pasar lebih memperhatikan potensi perlambatan ekonomi,” kata Ole Hansen dari Saxo Bank.
Ketegangan Rusia & Iran, Stok AS Naik
Selain tarif, Trump juga:
- Mengancam tarif minyak Rusia.
- Memperketat sanksi Iran, menghambat ekspor minyaknya.
Sementara itu, Rusia membatasi ekspor minyak dari pelabuhan Novorossiisk dan pipa Kaspia, memicu ketidakpastian pasokan.
Data Stok Minyak AS:
- Stok minyak AS naik 6,2 juta barel, yang seharusnya menekan harga minyak.
- Namun, pasar mengabaikan laporan ini karena kenaikan stok dipicu lonjakan impor minyak Kanada.
Kesimpulan:
- Tarif Trump menekan sentimen pasar minyak, membuat Brent sulit menembus USD75.
- Ketegangan geopolitik dan sanksi terhadap Iran serta Rusia tetap menjadi faktor utama.
- Stok minyak AS naik tajam, tetapi pasar lebih fokus pada dampak tarif terhadap permintaan global.
WTI/USD

BUY 69.84
TP 71.19
SL 69.40
EUR/USD Pangkas Kenaikan Pasca Tarif, tetapi Tetap Bullish
Pada Rabu, EUR/USD sempat menguat setelah pengumuman tarif pemerintahan Trump yang ternyata tidak seketat ekspektasi awal. Namun, kenaikan tersebut akhirnya terpangkas.
Dampak Tarif Trump ke EUR/USD
- Tarif Seragam 10% untuk semua impor AS.
- Tarif 25% untuk mobil dan suku cadangnya.
- Tarif tambahan untuk tembaga, mikrochip, dan produk impor penting lainnya.
Tarif ini diperkirakan akan memicu inflasi AS, yang dapat:
- Meningkatkan ekspektasi suku bunga tinggi lebih lama oleh The Fed.
- Menekan daya beli konsumen AS, tetapi juga memicu arus modal ke aset safe-haven seperti emas dan euro.
Sikap The Fed & EUR/USD
Pejabat The Fed mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan tetap tinggi lebih lama karena ketidakpastian kebijakan perdagangan.
Dampak ke EUR/USD:
- EUR/USD berpotensi mempertahankan tren bullish, terutama jika ketegangan perdagangan semakin meningkatkan volatilitas dolar.
- Namun, jika dolar mendapat dorongan dari ekspektasi suku bunga lebih lama, kenaikan EUR/USD bisa terbatas dalam jangka pendek.
Level kunci yang harus diperhatikan:
- Resistance: 1.0920 – 1.0950
- Support: 1.0820 – 1.0780
EUR/USD

BUY 1.08993
TP 1.09189
SL 1.08493
GBP/USD Naik Menguji Tertinggi Baru, Pasar Tenang Hadapi Tarif Trump
GBP/USD terus menguat, mencapai level tertinggi enam bulan setelah pengumuman tarif Trump, yang ternyata lebih ringan dari ekspektasi pasar.
Dampak Tarif Trump ke GBP/USD
- Tarif tetap 10% untuk semua impor ke AS.
- Tarif 25% untuk mobil dan suku cadangnya.
- Rencana tarif lebih lanjut untuk tembaga, mikrochip, dan barang konsumsi penting lainnya.
Tarif ini diperkirakan akan:
- Memicu inflasi AS, mendorong ekspektasi suku bunga tetap tinggi lebih lama.
- Melemahkan daya beli konsumen AS, yang bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
- Mendorong volatilitas USD, yang dapat memberikan ruang bagi GBP untuk menguat.
Dinamika GBP/USD & Faktor Penggerak
- Data ekonomi Inggris minggu ini ringan, sehingga pergerakan GBP/USD lebih banyak dipengaruhi oleh dolar AS dan sentimen pasar global.
- Data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang akan dirilis Jumat menjadi kunci untuk melihat dampak awal kebijakan tarif Trump terhadap ekonomi AS.
Level teknikal yang perlu diperhatikan:
- Resistance: 1.2720 – 1.2750
- Support: 1.2620 – 1.2580
Jika NFP lebih lemah dari perkiraan, GBP/USD bisa terus naik ke area 1.2800+.
Sebaliknya, jika data tenaga kerja AS lebih kuat, dolar bisa menguat dan menekan GBP/USD ke bawah 1.2600.
GBP/USD

BUY 1.30471
TP 1.31001
SL 1.29759
USD/JPY Berfluktuasi di Tengah Tarif Trump pada Jepang
USD/JPY menunjukkan volatilitas tinggi setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif 24% pada Jepang dan 10% pada semua impor global.
Dampak Tarif Trump terhadap USD/JPY
Tarif 24% pada Jepang berpotensi melemahkan ekonomi Jepang, tetapi juga bisa memperkuat JPY sebagai aset safe-haven.
Dolar AS menghadapi tekanan ganda:
- Ketidakpastian pasar karena perang dagang.
- Ekspektasi suku bunga The Fed yang tetap tinggi untuk mengatasi inflasi akibat tarif.
Pergerakan USD/JPY
Range perdagangan: 149,00 – 150,48 saat pengumuman.
USD/JPY sempat turun 35 pip setelah Trump menunjukkan rincian tarif.
Dinamika pasar: Yen mendapatkan dorongan karena investor mencari aset aman.
Level Kunci USD/JPY
- Resistance: 150,50 – 151,00 (jika dolar kembali menguat).
- Support: 149,00 – 148,50 (jika yen semakin menarik sebagai safe-haven).
Jika ketidakpastian perdagangan meningkat, USD/JPY bisa turun lebih lanjut ke bawah 148,50.
Sebaliknya, jika pasar kembali fokus pada suku bunga The Fed, USD bisa menguat kembali di atas 150,00.
USD/JPY

BUY 148.012
TP 149.093
SL 146.587
Wall Street Bergejolak Setelah Trump Umumkan Tarif Baru
Wall Street sempat turun sebelum rebound jelang pengumuman tarif Presiden AS Donald Trump. Indeks saham AS ditutup menguat setelah sesi volatil, tetapi pasar berjangka turun setelah Trump berbicara.
Dow Jones naik 0,56%, S&P 500 naik 0,67%, Nasdaq naik 0,87% sebelum pengumuman tarif.
Trump mengumumkan tarif 10% untuk semua impor dan tarif lebih tinggi untuk beberapa negara mitra dagang utama. Investor terkejut, S&P 500 berjangka turun 1,6%, Nasdaq berjangka turun 2,4% pasca pidato Trump. Indeks volatilitas CBOE tetap tinggi selama tiga sesi berturut-turut.
Saham teknologi memimpin kenaikan, Tesla naik 5,3% sebelum kembali turun setelah pidato Trump. Amazon naik 2% setelah rumor rencana akuisisi TikTok. CoreWeave naik 16,7% setelah debut buruk, sementara Newsmax anjlok 77,5% setelah melonjak ratusan persen.
Data ekonomi menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta AS meningkat pada Maret. Pesanan barang manufaktur naik karena perusahaan mempercepat pembelian sebelum tarif berlaku.
Fokus pasar beralih ke laporan tenaga kerja Nonfarm Payrolls dan pidato Jerome Powell. Pedagang sebelumnya memperkirakan tiga kali pemotongan suku bunga, tetapi tarif baru membuat prospek itu tidak pasti. Trump menyebut kebijakan tarifnya sebagai langkah timbal balik terhadap hambatan perdagangan dari negara lain.
Tarif baru ini mulai berlaku 9 April dan mencakup sekitar 60 negara. Trump menutup celah perdagangan untuk paket bernilai rendah dari China, berlaku 2 Mei. Ekonom memperingatkan dampak negatif tarif terhadap ekonomi global dan biaya hidup konsumen.
DOW JONES

BUY 41653
TP 41871
SL 41312
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. Seluruh konten ini bersifat informatif. Max Trader Community tidak menjamin kelengkapan dan akurasinya. Max Trader Community tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian, baik langsung maupun secara tidak langsung, akibat penggunaan informasi yang tersedia di konten ini






